Sabtu, 21 Agustus 2010

contoh film : Basic Instinct 2


Singkat Cerita ...

Setelah pindah kembali dari San Francisco ke London, penulis novel laris Catherine Tramell sekali lagi menemukan dirinya masuk dalam jalur yang salah dalam hukum. Dirinya diduga terlibat dalam pembunuhan misterius seorang bintang top olah raga. Untuk menyelidiki kasus ini detektif Scotland Yard, Roy Washburn, mengirimkan seorang psikiater kriminal London ternama, Dr.Michael Glass , untuk melakukan evaluasi pada Catherine.

Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Seperti kisah Detektif Nick Curran sebelumnya, Glass perlahan-lahan mulai terpikat oleh Catherine. Catherine yang mempesona langsung memegang kendali permainan. Dengan kecerdikannya, trik dan mind games yang dia lancarkan berhasil menjebak balik sang dokter.

Bahkan karena begitu tertariknya dan masuk dalam pengaruh Catherine, membuat Glass kehilangan akal sehat dan terang-terangan melawan gurunya, Milena Gardosh. Batas-batas keprofesionalan antara dokter dan pasien pun langsung lenyap begitu Catherine sukses mengungkap insting dasar dari Dr. Glass. Perang batin yang mematikan pun dimulai dan mencapai puncaknya saat Glass harus membuat keputusan yang mana dapat merubah kehidupan mereka selamanya.

Pembunuhan–pembunuhan mulai terjadi, dan Glass percaya bahwa Catherine adalah pembunuhnya, namun ia tetap berusaha manutupinya sampai ia mebaca tulisan Catherine yang akan dijadikan novel namun belum selesai. Ketika ia akan menolong Milena Gardosh dari Catherine, ia malah dijadikan tersangka pembunuhan oleh polisi karena Catherine dapat memutarbalikkan fakta. Sehingga seolah–olah Glass adalah pembunuh dari semua kejadian. Dan akhirnya Glass pun masuk ke dalam Rumah Sakit Jiwa dan menjalani perawatan di sana. Glass meyakini bahwa memang ia yang telah melakukan semua pembunuhan dan Catherine pun semakin sukses dengan novelnya.

Analisanya ...

Dari film tersebut Catherine Tramell diduga mengalami gangguan kepribadian Borderline, dia mengalami kecanduan resiko untuk kebutuhan kompulsifnya, dimana dia ingin membuktikan bahwa dia dapat mengambil resiko dan bertahan dalam situasi yang bahaya, ia menganggap bahwa orang lain tidak bisa bertahan pada situasi seperti itu. Semakin besar situasi yang dialami maka semakin besar bukti kekuasaannya, contohnya ketika melakukan “seks” dengan bintang top olah raga di dalam sebuah mobil dalam kecepatan yang sangat tinggi. Catherine melakukan riset untuk novelnya dengan melakukan sendiri kekerasan, pembunuhan dan seks. Ia dapat memutar balikkan fakta dengan merubah pola pikir dokter dengan pesonanya dan mengungkapkan insting dasar dokter tersebut.

ini dia contoh kasusnya..

S adalah seorang perempuan berusia 21 tahun. S anak kedua dari 2 bersaudara, adiknya laki-laki berumur 17 tahun. Ayah S seorang guru agama di Mts, sedangkan ibunya bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Di rumah s tinggal bersama ayah, ibu, dan 1 orang pembantu, adiknya saat ini melanjutkan sekolah dalam bentuk pesantren di Tasikmalaya. Menurut S adiknya dimasukkan ke dalam pesantren karena adiknya sangat nakal dan S mengatakan bahwa S sangat tidak betah jika berada di rumah. Pembantu S adalah seorang wanita yang berumur sekitar 60 tahun, yang sudah bekerja di rumah S sejak S masih kecil, sehingga pembantunya sangat mengetahui apa saja yang dialami oleh keluarga S. menurut tetangganya, ayah dan ibu S adalah orang yang sangat baik. Ayah S rajin shalat serta memberikan ceramah di mesjid, sedangkan ibu S sering membantu memeriksa keadaan tetangga apabila ada yang sedang sakit. Namun meskipun orang tua S dipandang sebagai orang yang sangat aktif di lingkungan rumahnya ini tidak diikuti oleh S dan adiknya, S jarang bahkan tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan di rumahnya. Pembantu rumah S sering mengobrol dengan tetangga-tetangganya, dan mengatakan bahwa S sangat disayang oleh keluarganya, jika S menginginkan sesuatu orang tua selalu memberikan dan jika tidak s akan mengamuk juga sering membanting barang-barang yang ada di sekitarnya.
Pembantunya juga mengatakan bahwa adik S sebenarnya bukan anak kandung dari manjikannya dimana ia bekerja. S juga mengetahui hal ini karena pada saat S berumur 5 tahun orang tuanya membawa seorang anak laki-laki dan orang tuanya mengatakan bahwa anak lelaki itu adalah adik untuk S. Namun setelah besar adik S sangat nakal. Hal ini dapat dilihat dari keseharian adiknya yang selalu pulang malam dan tidak nurut pada orang tua. Suatu saat S merasa kesal pada adiknya karena selalu pulang malam dan dengan kesal S mengatakan pada adiknya bahwa adiknya itu ibukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya. Hal itu membuat adiknya shock dan stress, dari situ adiknya di sekolahkan di pesantren. Menurut pembantunya, orang tua S sebenarnya memang tidak memiliki anak dan S pun sebeneranya bukanlah anak dari kedua kandung, karena tidak juga memiliki anak sehingga orang tua S memilih untuk mengadopsi anak, namun orang tua S sangat menyayangi kedua anaknya walaupun sebenarnya mereka bukan anak kandung dan apa pun yang diinginkan anak-anaknya mereka selalu memberikannya.
Kepada teman-temannya S mengaku bahwa keluarga S adalah keluarga yang sangat tidak harmonis, S juga mengatakan bahwa ayah S ingin menikah lagi dengan perempuan lain, dan itu membuat S sangat membenci ayahnya.
Dahulu S berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Pada semester awal S memiliki banyak teman serta sahabat, di mata teman-teman dan sahabatnya S adalah orang yang periang dan mudah bergaul dengan siapa pun, namun semakin lama S terlihat menjadi seseorang yang sangat pendiam dan selalu menyendiri. Saat kampusnya mengadakan acara outbond, S mengaku penyakit asmanya sering kambuh dan tak jarang S pingsan disaat acara. Sehingga membuat S harus dirawat oleh senior-seniornya. Ketika S diperiksa oleh dokter, ternyata dokter mengatakan bahwa sebenarnya penyakit asma S tidak kambuh. Pada awalnya para senior selalu membantu S, tetapi karena sangat seringnya S mengaku penyakit asmanya kambuh dan ditambah dengan pernyataan dokter yang mengatakan bahwa S tidak kambuh, itu membuat para panitia tidak memperdulikan S lagi. Suatu saat ketika S sedang tidur, panitia mendengar S mengigau dan menyebutkan nama seorang lelaki yang ternyata lelaki itu adalah orang disukai oleh S dan kebetulan sedang mengikuti outbond yang sama dengan S. Panitia yang melihat hal tersebut membiarkan dan tidak menghiraukannya, karena menurutnya S hanya berpura-pura saja.
Saat ini S mengaku sudah pindah kuliah ke kampus yang sama dengan pacarnya. Sebelum pindah kuliah, kepada teman-teman di luar kampus S mengaku bahwa teman-temannya di kampus yang lama tidak mau berteman lagi dengannya dan ingin menjauihinya. Namun kepada teman-teman di kampus lamanya, S mengaku S senang bisa berteman dengan teman-temannya tapi S harus keluar dari kampus lamanya karena S harus rawat inap di rumah sakit akibat S menderita tulang ekor yang terjepit. Menurut tetangga dan pembantunya S tidak pernah dirawat inap di rumah sakit, keadaan S baik-baik saja dan S tidak menderita sakit apa pun. Keadaan di lingkungan sekitar rumah S sangat kekeluargaan, sehingga apabila ada tetangga yang sakit mereka pasti mengetahuinya dan segera membantu atau menolongnya.
Ketika ayah S mengurus surat keterangan bahwa S sudah tidak berkuliah lagi di kampus lamanya, ayah S mengatakan pada dosennya bahwa S ingin keluar dari kampus tersebut karena S merasa dimusuhi oleh teman-temannya. Hal ini membuat dosen S memanggil teman terdekat S untuk dimintai keterangan yang bersangkutan dengan hal tersebut. Teman terdekat S mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh S tidak benar dan terkesan membalikkan fakta yang sebenarnya. Menurutnya justru S yang selalu menarik diri dari teman-temannya.
Hingga saat ini S memiliki seorang pacar yang tidak sekampus dengannya dan sudah sekitar 2 tahun berpacaran. Apabila pacarnya sedang mengunjungi rumah S, S tidak pernah mempersilahkan pacarnya untuk masuk ke dalam rumahnya, tapi mereka hanya mengobrol di luar pagar rumah S.

... Analisis Kasus ...
S dibesarkan dengan keluarga yang cenderung permisif. Dimana orang tua memberikan apa saja yang diminta oleh S. orang tua juga sangat menyayangi S, sehingga apa pun yang S lakukan orang tua selalu membolehkan. Karena apabila keinginan S tidak dituruti, S akan marah dan membanting barang yang ada di sekitarnya. Keinginan S yang selalu dituruti oleh keluarga ini membuat S untuk menuntut lingkungan juga memuaskan semua kebutuhan S. Maka dari itu S terlihat ramah dan periang untuk mendapatkan apa yang yang menjadi kebutuhan S. Di rumah jika kebutuhan S tidak terpenuhi S akan marah dan mengamuk, namun apabila kebutuhan S tidak dipenuhi oleh lingkungan, S akan merasa sakitnya kambuh atau pingsan agar bisa mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Dengan penyakitnya maka S akan mendapat simpatik serta perhatian dari lingkungan.

Kamis, 12 Agustus 2010

Jenis-jenis Personality Disorder

Pernah dengar kata Narcissistic, Obsessive Compulsive, atau Dependent?
Itu salah 3 dari 10 personality disorder atau gangguan kepribadian. Ada yang tidak merasa personality nya terganggu ? Baca dulu ini deh.

Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam tindakan orang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.
Gejala Paranoid Personality Disorder:
•Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan
•Sensitivitas yang berlebihan
•Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan
•Cenderung suka menyalahkan ke orang lain
•Selalu melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan
•Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi
•Curigaan parah

Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”
Gejala Schizoid Personality Disorder:
•Lemahnya kemampuan interpersonal
•Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi
•“penyendiri” mentalitas; menghindari situasi sosial
•Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain
•Rendah gairah seksual
•Tidak responsif pada pujian atau kritik

Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
Gejala Personality Disorder Schizotypal :
•Aneh atau tingkah laku atau penampilan eksentrik
•Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal
•Sulit untuk mengikuti pola bicara
•Perasaan cemas dalam situasi sosial
•Kecurigaan dan paranoia
•Suka berpikir menganai kepercayaan aneh atau magis
•Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain

Antisocial
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensi nya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Gejala Gangguan Kepribadian antisosial:
•mengabaikan untuk perasaan orang lain
•impulsif dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan
•Kurangnya rasa penyesalan karena merugikan orang lain
•Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya
•mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain

Borderline
Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan suasana hati dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan kemarahan pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.
Gejala Borderline Personality Disorder:
•Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri
•Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama beberapa jam
•Perilaku impulsif
•Penyalahgunaan obat atau alkohol
•Perasaan rendah harga diri
•Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar

Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionic adalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering mengganggu orang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian yang memancing atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.
Gejala Personality Disorder Histrionic:
•Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
•Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.
•Emosinya dapat berubah dengan cepat.
•Melebih-lebihkan persahabatan.
•Terlalu-dramatis , terkadang sangat berlebihan.
•Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.

Narcissistic
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaanorang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.
Gejala narsisistik Personality Disorder:
•Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan
•Mengambil keuntungan dari orang lain
•Merasa diri penting
•Kurangnya empati
•Berbohong, diri dan orang lain
•Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

Avoidant
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa tidak cukup, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak denganorang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Gejala Personality Disorder Avoidant :
•Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi penolakan Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi sosial
•Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru
•Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan sosial
•Keinginan untuk meningkatkan hubungan sosial
•Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah
•Menciptakan kehidupan fantasi rumit

Dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
Gejala Gangguan Kepribadian Dependent:
•Kesulitan membuat keputusan
•Perasaan tidak berdaya saat sendirian
•Berpikir ingin bunuh diri jika ditalak
•Pasrah
•Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tidak disetujui idenya
•Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari

Obsessive Compulsive
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:
•mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
•suka dengan ketertiban
•kaku
•Kurang murah hati
•terlalu fokus pada detail dan aturan
•suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan

PERSONALITY DISORDER

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Gangguan Kepribadian adalah bentuk yang sangat rigid dari suatu ciri kepribadian yang teramati dari perilakunya, yang tampak dari sikapnya yang ekstrim dan berlangsung lama. Dikatakan terganggu jika menyebabkan hendaknya dalam fungsi sosial dan pekerjaan yang menimbulkan distress bagi individu, yang pada umumnya individu tersebut tidak menyadari perilaku bermasalahnya. Gangguan kepribadian secara khas sudah dapat diamati sejak masa remaja atau dewasa muda, dan kurang lebih 9%-13% seluruh orang dewasa mengalami gangguan kepribadian.

Menurut DSM III gangguan kepribadian adalah “sifat-sifat dalm kepribadian yang meerupakan pola – pola yang berkelanjutan dalam hal perceiving (mempersepsi, menanggapi ), berelasi, atau berpikir mengenai lingkungan dan dirinya sendiri sehingga ditampilkan dalam rentang yang luas mengenai konteks- konteks pribadi dan sosial yang penting. Jika ciri – ciri kepribadian tidak fleksibel dan maladaptive serta menyebabkan secara fungsional memperlihatkan kelemahan yang signifikan atau mengalami distress subyektif, maka terjadilah personality disorder.

Dalam menetapkan diagnosis perlu diperhatikan hal-hal berikut karena dapat terjadi diagnosis yang keliru, yaitu :

· Gangguan kepribadian tidak didefinisikan secara jelas dalam seperangkat criteria

· Kategori diagniostik tidak jelas bedanya satu sama lain sehingga dapat saja seseorang menunjukan karakteristik lebih dari satu tipe gangguan sehingga diagnosis sukar ditetapkan

· Karakteristik yang digunakan seringkali muncul dalam bentuk yang ringan pada individu yang normal

· Gangguan kepribadian didefinisikan berdasarkan treat yang khas atau pola kepribadian, dan bukan berdasarkan criteria tingkah laku yang objektif

Gangguan Kepribadian sulit diklasifikasikan karena sedikit diketahui tentang penyebabnya. Pada DSM-IV, gangguan kepribadian ditempatkan sebagai Axis II dan sering berkomorbid dengan gangguan pada Axis I, atau gangguan Axis I merupakan kelanjutan dari gangguan Axis II. Macam gangguan kepribadian sering saling tumpang tindih sehingga sulit untuk membedakan satu dengan yang lain. Penelitian menyatakan bahwa adanya gangguan kepribadian mempersulit penyembuhan gangguan jiwa lainnya.

DSM-IV membagi dalam 3 kelompok dengan 10 Gangguan Kepribadian, yaitu :


1. Kelompok Gangguan Kepribadian Aneh (Odd Personality Disorders)

Kelompok ini juga bisa disebut Gangguan Spektrum Skizofrenia (Schizophrenia Spectrum Disorders), karena memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Skizofrenia yaitu curiga berlebihan, penarikan diri secara sosial, berpikiran ganjil dan merasa diperhatikan oleh “sesuatu”, sehingga orang tersebut menjadi terisolasi oleh pikirannya sendiri. Pengobatan terhadap gangguan ini sedikit sekali yang efektif, disamping penderita yang jarang mencari pengobatan dikarenakan tidak menyadari adanya gangguan pada dirinya., yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gangguan Kepribadian Paranoid, Gangguan Kepribadian Skizoid, dan Gangguan Kepribadian Skizotipal.


2. Kelompok Gangguan Kepribadian Dramatik (Dramatic Personality Disorders)

Ciri-ciri pada kelompok ini yaitu tampak dramatis, emosional, dan aneh, sehingga sulit untuk berhubungan sosial secara baik dan nyaman. Meskipun lebih sering terdiagnosa dari lainnya, namun penyebab gangguan pada kelompok ini tidak dipahami secara baik, karena penelitian yang kurang intens.

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gangguan Kepribadian Antisosial, Gangguan Kepribadian Ambang, Gangguan Kepribadian Narcistik, dan Gangguan Kepribadian Histrionik

.
3. Kelompok Gangguan Kepribadian Cemas (Anxious Personality Disorders)

Pada kelompok ini tidak ada hubungan dengan Gangguan Cemas dan Gangguan Depresi walaupun gejalanya hampir sama yaitu menampakkan perilaku cemas dan ketakutan. Dan penanganan pada kelompok ini tidaklah terlalu sulit.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Gangguan Kepribadian Menghindar, Gangguan Kepribadian Dependen, dan Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif.

GAMBARAN KLINIS

· Pada umumnya memiliki pola relasi personal yang terganggu

· Mereka selalu menimbulkan masalah bagi orang lain

· Sering dihubungkan dengan kehirdupan yang negative seperti tingkah laku adiktif dan kriminal

· Bentuk pola treat yang ada selalu mewarnai setiap situasi baru dan mengarah pada munculnya tingkah laku maladaptive yang sama

· Sering berkaitan dengan reputasi mereka, yang dikesankan oleh orang lain. Keluhan lebih lazim muncul dari orang lain daripada penderita. Mereka jarnag berinisiatif mencari terapi dan jika mengikuti tereapi tidak berminat untuk mendapatkan manfaatnya

· Pola kepribadian ini sukar diubah. Mereka tidak berupaya berubah atau menyesuaikan diri terhadap tuntutan orang lain