Sabtu, 21 Agustus 2010

ini dia contoh kasusnya..

S adalah seorang perempuan berusia 21 tahun. S anak kedua dari 2 bersaudara, adiknya laki-laki berumur 17 tahun. Ayah S seorang guru agama di Mts, sedangkan ibunya bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Di rumah s tinggal bersama ayah, ibu, dan 1 orang pembantu, adiknya saat ini melanjutkan sekolah dalam bentuk pesantren di Tasikmalaya. Menurut S adiknya dimasukkan ke dalam pesantren karena adiknya sangat nakal dan S mengatakan bahwa S sangat tidak betah jika berada di rumah. Pembantu S adalah seorang wanita yang berumur sekitar 60 tahun, yang sudah bekerja di rumah S sejak S masih kecil, sehingga pembantunya sangat mengetahui apa saja yang dialami oleh keluarga S. menurut tetangganya, ayah dan ibu S adalah orang yang sangat baik. Ayah S rajin shalat serta memberikan ceramah di mesjid, sedangkan ibu S sering membantu memeriksa keadaan tetangga apabila ada yang sedang sakit. Namun meskipun orang tua S dipandang sebagai orang yang sangat aktif di lingkungan rumahnya ini tidak diikuti oleh S dan adiknya, S jarang bahkan tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan di rumahnya. Pembantu rumah S sering mengobrol dengan tetangga-tetangganya, dan mengatakan bahwa S sangat disayang oleh keluarganya, jika S menginginkan sesuatu orang tua selalu memberikan dan jika tidak s akan mengamuk juga sering membanting barang-barang yang ada di sekitarnya.
Pembantunya juga mengatakan bahwa adik S sebenarnya bukan anak kandung dari manjikannya dimana ia bekerja. S juga mengetahui hal ini karena pada saat S berumur 5 tahun orang tuanya membawa seorang anak laki-laki dan orang tuanya mengatakan bahwa anak lelaki itu adalah adik untuk S. Namun setelah besar adik S sangat nakal. Hal ini dapat dilihat dari keseharian adiknya yang selalu pulang malam dan tidak nurut pada orang tua. Suatu saat S merasa kesal pada adiknya karena selalu pulang malam dan dengan kesal S mengatakan pada adiknya bahwa adiknya itu ibukanlah anak kandung dari kedua orang tuanya. Hal itu membuat adiknya shock dan stress, dari situ adiknya di sekolahkan di pesantren. Menurut pembantunya, orang tua S sebenarnya memang tidak memiliki anak dan S pun sebeneranya bukanlah anak dari kedua kandung, karena tidak juga memiliki anak sehingga orang tua S memilih untuk mengadopsi anak, namun orang tua S sangat menyayangi kedua anaknya walaupun sebenarnya mereka bukan anak kandung dan apa pun yang diinginkan anak-anaknya mereka selalu memberikannya.
Kepada teman-temannya S mengaku bahwa keluarga S adalah keluarga yang sangat tidak harmonis, S juga mengatakan bahwa ayah S ingin menikah lagi dengan perempuan lain, dan itu membuat S sangat membenci ayahnya.
Dahulu S berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Pada semester awal S memiliki banyak teman serta sahabat, di mata teman-teman dan sahabatnya S adalah orang yang periang dan mudah bergaul dengan siapa pun, namun semakin lama S terlihat menjadi seseorang yang sangat pendiam dan selalu menyendiri. Saat kampusnya mengadakan acara outbond, S mengaku penyakit asmanya sering kambuh dan tak jarang S pingsan disaat acara. Sehingga membuat S harus dirawat oleh senior-seniornya. Ketika S diperiksa oleh dokter, ternyata dokter mengatakan bahwa sebenarnya penyakit asma S tidak kambuh. Pada awalnya para senior selalu membantu S, tetapi karena sangat seringnya S mengaku penyakit asmanya kambuh dan ditambah dengan pernyataan dokter yang mengatakan bahwa S tidak kambuh, itu membuat para panitia tidak memperdulikan S lagi. Suatu saat ketika S sedang tidur, panitia mendengar S mengigau dan menyebutkan nama seorang lelaki yang ternyata lelaki itu adalah orang disukai oleh S dan kebetulan sedang mengikuti outbond yang sama dengan S. Panitia yang melihat hal tersebut membiarkan dan tidak menghiraukannya, karena menurutnya S hanya berpura-pura saja.
Saat ini S mengaku sudah pindah kuliah ke kampus yang sama dengan pacarnya. Sebelum pindah kuliah, kepada teman-teman di luar kampus S mengaku bahwa teman-temannya di kampus yang lama tidak mau berteman lagi dengannya dan ingin menjauihinya. Namun kepada teman-teman di kampus lamanya, S mengaku S senang bisa berteman dengan teman-temannya tapi S harus keluar dari kampus lamanya karena S harus rawat inap di rumah sakit akibat S menderita tulang ekor yang terjepit. Menurut tetangga dan pembantunya S tidak pernah dirawat inap di rumah sakit, keadaan S baik-baik saja dan S tidak menderita sakit apa pun. Keadaan di lingkungan sekitar rumah S sangat kekeluargaan, sehingga apabila ada tetangga yang sakit mereka pasti mengetahuinya dan segera membantu atau menolongnya.
Ketika ayah S mengurus surat keterangan bahwa S sudah tidak berkuliah lagi di kampus lamanya, ayah S mengatakan pada dosennya bahwa S ingin keluar dari kampus tersebut karena S merasa dimusuhi oleh teman-temannya. Hal ini membuat dosen S memanggil teman terdekat S untuk dimintai keterangan yang bersangkutan dengan hal tersebut. Teman terdekat S mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh S tidak benar dan terkesan membalikkan fakta yang sebenarnya. Menurutnya justru S yang selalu menarik diri dari teman-temannya.
Hingga saat ini S memiliki seorang pacar yang tidak sekampus dengannya dan sudah sekitar 2 tahun berpacaran. Apabila pacarnya sedang mengunjungi rumah S, S tidak pernah mempersilahkan pacarnya untuk masuk ke dalam rumahnya, tapi mereka hanya mengobrol di luar pagar rumah S.

... Analisis Kasus ...
S dibesarkan dengan keluarga yang cenderung permisif. Dimana orang tua memberikan apa saja yang diminta oleh S. orang tua juga sangat menyayangi S, sehingga apa pun yang S lakukan orang tua selalu membolehkan. Karena apabila keinginan S tidak dituruti, S akan marah dan membanting barang yang ada di sekitarnya. Keinginan S yang selalu dituruti oleh keluarga ini membuat S untuk menuntut lingkungan juga memuaskan semua kebutuhan S. Maka dari itu S terlihat ramah dan periang untuk mendapatkan apa yang yang menjadi kebutuhan S. Di rumah jika kebutuhan S tidak terpenuhi S akan marah dan mengamuk, namun apabila kebutuhan S tidak dipenuhi oleh lingkungan, S akan merasa sakitnya kambuh atau pingsan agar bisa mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Dengan penyakitnya maka S akan mendapat simpatik serta perhatian dari lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar